Lokasi Anda saat ini adalah:PLN > Bola
Akhir Ramadhan, Operasi Gepeng Terus Digencarkan
PLN2025-03-21 21:25:52【Bola】5rakyat jam tangan
Perkenalanslot5000 alternatifMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta masih terus menggencarkan razia gelandangan dan pengemis demo slot seperti asli
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta masih terus menggencarkan razia gelandangan dan pengemis demo slot seperti asli(gepeng) hingga akhir bulan Ramadhan ini.
Razia gepeng yang dilakukan di bulan Ramadhan ini dilakukan lebih masif dari biasanya karena dijalankan bersamaan dengan program sapa warga selama masa pandemi Covid-19.
"Operasi gelandangan tahun ini justru kita lakukan lebih ketat karena bersamaan juga dengan kegiatan sapa warga untuk mengingatkan warga terkait pencegahan Covid-19," ucap Kepala Seksi Pengendalian Operasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta, Yudho Bangun Pamungkas, Kamis (14/5/2020).
Sebelumnya, operasi gepeng dilakukan hanya sekedar pembinaan saja karena Dinas Sosial DIY belum menerima gepeng hasil operasi mengingat pencegahan Covid-19.
"Ada surat dari Dinsos DIY terkait panti belum menerima terkait Covid-19 Kita belum punya tempat untuk menampung, jadi sifatnya masih pendataan, penertiban dan himbauan," jelasnya
Namun sekarang, Dinsos sudah mulai menerima gepeng hasil razia dengan memberitahukan satu jam sebelum dilakukan razia.
Pihaknya menyebut, berdasarkan hasil razia yang sudah dilakukan pendataan, rata-rata dari mereka bukan gelandangan murni tapi orang yang menunggu bantuan di jalanan. Dengan begitu Pihaknya menyerahkan Dinas Sosial untuk menentukan status mereka.
"Sekali operasi bisa dapat 15 orang, setiap dijumpai Gelandangan dan pengemis Kami minta untuk pulang, kalau luar kota ya kami minta untuk pulang ke daerahnya. Bahkan kemarin juga kami antar pulang ke daerah asal," jelasnya.
Sementara untuk menentukan status gelandangan diukur dari kepemilikan KTP dan menempati fasilitas umum tanpa tujuan yang jelas dalam waktu tertentu.
Yudho menjelaskan, titik rawan yang biasa dipakai gelandangan sekarang ini justru di lokasi umum yang biasa digunakan untuk membagi bantuan sosial seperti di lampu merah, seputaran Malioboro, depan halte trans jogja.
"Fenomena gepeng di Kota Yogyakarta terjadi karena para gepeng menunggu bantuan, baik berupa makanan ataupun sembako," kata Yudho. (Tam)
Besar!(4)
Artikel sebelumnya: Pemkot Yogya Berikan Penghargaan Seniman dan Budayawan
Artikel selanjutnya: Sinergitas Pemkot Yogya dengan LPMK Berjalan Apik
Berita terkait
- Baznas Berikan Bantuan Anak Yatim Akibat Covid-19
- Kelompok Makanan dan Minuman Penyumbang Inflasi di Yogya
- Pekerja Sosial Masyarakat Mitra Pemerintah Selesaikan Masalah di Wilayah
- Realisasi Pemberdayaan UMKM Kuliner E-Nglarisi Gandeng Gendong Capai Rp 1,2 9 M
- Jalin Kerjasama Dengan TVRI, Pemkot Yogya Fokus Genjot Sektor Pariwisata
- TK Negeri 6 Dibangun Bergaya Indis, Utamakan Kenyamanan Siswa
- Kotabaru Avond Feest Pilihan Wisata Malam Selain Malioboro
- BKKBN Berikan Penghargaan Kota Yogya Terbaik Pertama Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas
- Tahun Ini Pemkot Yogya Siapkan 18 Ton Cadangan Beras
- KORPRI Kota Yogya Raih Penghargaan Kepengurusan Terbaik se-Indonesia
Berita hangat
Rekomendasi berita
Pemkot Yogya dan Bantul Kerja Sama Suplai Komoditas Pangan
Pameran Sentra IKM ‘Seloka’ Perkuat Semangat Kewirausahaan Masyarakat
Yogowes Monalisa Promosikan Wayang Jogja Night Carnival #8
Pesparawi Jadi Bagian Kebhinekaan dan Ruang Apresiasi Umat Kristen
Festival Ketoprak Yogya Angkat Sejarah Kerajaan Mataram
Pemkot Raih Lima Penghargaan TOP BUMD Awards 2024
FKDM Petakan Potensi Gesekan Pemilu 2024
Kendaraan Tak Miliki Dokumen Terjaring Operasi Gabungan Dishub