Lokasi Anda saat ini adalah:PLN > Bola
Pengendalian Inflasi Butuh Kerja Sama Lintas Daerah
PLN2025-03-17 17:12:27【Bola】1rakyat jam tangan
Perkenalanmerdeka 777 slot loginMenyediakan konten berita menarik dalam dan luar negeri yang komprehensif,UMBULHARJO- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta didorong untuk menyiapkan langkah-l bolahiu
UMBULHARJO- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Yogyakarta didorong untuk menyiapkan langkah-langkah pengendalian inflasi daerah secara jangka panjang. Termasuk meningkatkan koordinasi,bolahiu sinergi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk mengendalikan inflasi daerah di Kota Yogyakarta.
Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi menilai walaupun pandemi Covid-19 sudah agak membaik, tapi ekonomi global selalu terjadi perubahan-perubahan cukup berat yang mempengaruhi inflasi. Pihaknya menyebut tingkat inflasi di Yogyakarta yang paling besar dipengaruhi oleh indeks harga konsumen kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Termasuk kelangkaan stok dan kenaikan harga minyak goreng yang salah satu sebabnya terkendala pasokan dari Semarang.
”Beberapa bulan lalu harga barang bahan pokok terkendala pasokan bagaimana mengatasi persoalan-persoalan ini. Untuk mengendalikan inflasi ini perlu kerja sama antar setiap pemangku kepentingan dan antar daerah,” kata Sumadi saat membuka Focus Group Discussion (FGD) koordinasi dan sinkronisasi program pengendalian inflasi Kota Yogyakarta di Balai Kota, Kamis (18/8/2022).
Pemkot Yogyakarta telah menetapkan keputusan Walikota Yogyakarta nomor 169 tahun 2022 tentang peta jalan pengendalian inflasi daerah tahun 2022-2024. Keputusan itu memuat strategi kunci 4 K yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Empat strategis itu dijabarkan dalam program kegiatan yang mendukung pengendalian inflasi di beberapa perangkat daerah Pemkot Yogyakarta.
”Kita sudah punya regulasi tentang TPID. Saya apresiasi dan mendukung bagaimana kita untuk berdiskusi, berkoordinasi terkait persoalan dan langkah ke depan bagi TPID untuk pengendalian inflasi daerah,” paparnya.
Sedangkan Kepala Bagian Perekonomian dan Kerja Sama Pemkot Yogyakarta Raden Roro Andarini menyampaikan tujuan kegiatan FGD itu untuk monitoring dan evaluasi terhadap tingkat inflasi di Kota Yogyakarta. Di samping itu meningkatkan koordinasi dan sinergi antar perangkat daerah Pemkot Yogyakarta dengan stakeholder terkait.
Sementara itu Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta Aman Yuriadijaya selaku keynote speaker FGD mendorong TPID agar membuat kebijakan pengendalian inflasi daerah secara jangka panjang. Produk riset dari Bank Indonesia terkait inflasi daerah bisa menjadi dasar menyiapkan peta jalan pengendalian inflasi daerah jangka panjang. Misalnya perilaku mahasiswa yang indekos yang bisa mempengaruhi inflasi dan kebutuhan wisatawan di Yogyakarta.
“Bagaimana TPID tidak hanya membuat kebijakan jangka pendek terkait sikap reaktif terhadap kondisi pasar. Tapi jangka panjang kendalikan inflasi. Bagaimana membangun kebijakan yang lebih panjang,” tambahnya.
Aman juga memberikan catatan dan perhatian terkait pemantauan inflasi dan harga pasar penyegaran keberadaan kios Segoro Amarto. Di samping itu kebijakan untuk kelancaran distribusi, kerja sama dengan aparat hukum serta sumber-sumber produksi penting seperti bahan pangan dan pabrikan.
Salah satu narasumber FGD Kepala Tim Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Bank Indonesia Perwakilan DIY Rifat Pasha menjelaskan perkembangan inflasi di DIY. Capaian inflasi di DIY lebih tinggi dibandingkan Jawa maupun nasional yang berturut-turut berada pada level 4,46 persen year on year(yoy) dan 4,94 persen yoy. Berdasarkan data sampai Juli 2022, inflasi nasional pada angka 4,94 persen yoy dan inflasi di Kota Yogyakarta mencapai 5,7 persen yoy. Menurutnya itu menunjukkan sinyal pengendalian inflasi di DIY cukup berat.
“Komoditas pangan utama yang memiliki bobot besar mempengaruhi inflasi di DIY adalah beras, telur ayam dan daging ayam ras. Penanganan inflasi yang utama menjaga kestabilan harga produk-produk makanan. Kios Segoro Amarto perlu dikuatkan, lakukan kerja sama antar daerah dan perencanaan defisit pangan mempertimbangkan kunjungan wisatawan,” pungkas Rifat.(Tri)
Besar!(34)
Artikel sebelumnya: Reisverslagen Van Kotabaru Mengenang Sejarah ala Generasi Muda Yogya
Artikel selanjutnya: Wawali Minta Forum Ormas Cegah Potensi Konflik Masyarakat
Berita terkait
- Bank Sampah Induk Siap Kelola Sampah Organik
- Walikota Haryadi Suyuti Dampingi Wapres Jenguk Yunahar Ilyas
- Pemkot Kota Yogya Bahas Distribusi Bantuan Sembako dari Pemerintah Pusat
- Pemkot Yogya Bagikan Alat Kerja Bakti Cegah Covid-19
- Menuju Zona Integritas, Kantor Pertanahan Kota Jogja Gandeng Pemkot
- Operasi Lilin Progo 2019, Walikota Tegaskan Oknum Tidak Lakukan Sweeping
- Ribuan Warga Kota Yogya Ikuti Fun Bike “Sego Siketan”
- Pemkot Yogyakarta Beri Tambahan Modal Rp37,275 Miliar ke BPD DIY
- 60 Finalis Dimas Diajeng Kota Yogya Selesai Tes Wawancara
- UN 2020 Ditiadakan, Kelulusan Ditentukan Sekolah
Berita hangat
Rekomendasi berita
Walikota Minta Anak Muda Jogja jadikan Pramuka sebagai Gaya Hidup
Relawan Pendidikan Tahunan, Bantu Anak Belajar di Rumah
Kini Daftar Haji hingga Urus Nikah Bisa Online Melalui JSS
Cukup Install JSS, Antrean di RS Pratama Kini Bisa Dilakukan Secara Online
Paska Lebaran 2019, Pemkot Gelar Apel dan Halal Bihalal
Pedagang Apresiasi Langkah Pemkot Yogya Lakukan Penyemprotan
Pemkot Gandeng 400 Pelaku UMKM Dalam Penyediaan Masker
Sambut Akhir Pekan Panjang, Pemkot Siagakan 350 Personel di Malioboro